Monday, August 18, 2014

Habiskan Uangmu!



Foto di ambil disini

Pernahkah kalian berpikir bahwa meski sudah bekerja keras, uang kalian tiap bulan tetap habis dan tak sedikitpun tersisa di tabungan? Kalau jawaban kalian “iya”, maka kalian mengalami nasib yang sama dengan saya! ;-)

Saya termasuk dalam jenis manusia yang tidak bisa menabung. Berapapun uang yang bisa saya habiskan dalam bulan tertentu, ya saya habiskan juga di bulan tersebut.

Setahun setelah saya menjadi pegawai kantoran, saya mulai berpikir “uang saya itu kemana saja ya, kok seperti angin, tak satupun yang bisa tergenggam”. Padahal, teman-teman seumuran saya sudah mulai bisa mencicil mobil atau sekedar kontrak rumah. Tapi hidup saya, kok ga ada perubahan ya? ;-(

Hingga suatu hari, saya berpikir, bahwa saya harus melakukan perubahan dalam hidup saya. Saya mulai belajar tentang Dunia Investasi.

Waktu itu, saya sudah berpikir membeli reksadana, hanya saja, karena pengetahuan yang kurang, saya tidak berani mencoba. Pilihan saya waktu itu jatuh pada Dana Pensiun. Meski pengetahuan saya kurang, satu-satunya kelebihan saya adalah saya berani mencoba! ;-)

Tentu, dulu saya ditertawakan oleh banyak orang, karena sudah disediakan Dana Pensiun di kantor, tapi kok tetap pingin punya Dana Pensiun pribadi.

Saya memulai Dana Pensiun dengan pembukaan awal Rp 100 ribu pada Reksadana Pendapatan Tetap. Setelah itu, dari rekening saya tiap bulan dipotong Rp 100 ribu. Pada tahun kedua, saya menambah lagi membuka Dana Pensiun pada Reksadana Pasar Uang sebesar Rp 200 ribu. Itu saya lakukan, karena menurut beberapa buku financial yang saya baca, setoran Dana Pensiun itu tiap bulan minimal 10% dari penghasilan kita.

Setelah belajar tentang Reksadana, ternyata saya baru tahu bahwa return dari Reksadana Pasar Uang hanya 6% dan Reksadana Pendapatan Tetap sekitar 10%.

Sekitar bulan puasa yang lalu, saya mendapat laporan keuangan bahwa Dana Pensiun sudah mencapai angka Rp 17 juta per Maret 2014, tepat pada tahun ketiga umur Dana Pensiun. Lumayan kan, dapat Rp 17 juta hasil iseng-iseng menabung Rp 100 ribu tiap bulan, 3 tahun yang lalu!  

Bayangkan jika 3 tahun yang lalu, uang ini saya investasikan pada reksadana saham dengan nilai return 20%, uang saya pasti akan berlipat-lipat hasilnya ;-)

Pay Yourself First.

Ketika dihadapkan dengan kata investasi, yang terbayang di benak kita kebanyakan adalah resikonya yang tinggi, membutuhkan modal besar, perlu pengetahuan dan pengalaman khusus. Kebanyakan dari kita malah harus menunggu dana terkumpul cukup besar baru bisa melakukan investasi.

Apakah Anda termasuk yang menunggu THR, bonus tahunan, gaji ke13 untuk berinvestasi? Jika iya, maka Anda termasuk dalam jenis manusia yang tak kunjung melakukan investasi untuk menyelamatkan masa depan. Padahal investasi tidak harus memiliki modal besar dan menguasai teori-teori keuangan yang rumit.  

Sebagian besar kita mengira investasi haruslah dalam jumlah yang cukup besar dan berasal dari dana sisa pengeluaran. Bagaimana jika pendapat itu dibalik?

Investasi dapat dilakukan bulanan secara rutin dan teratur. Jumlah yang kecil untuk memenuhi tujuan investasi juga merupakan cara yang cukup ampuh. Investasi bulanan harus dialokasikan terlebih dahulu sebelum dana itu dipakai untuk konsumsi (pay yourself first).

Untuk bisa meraih masa pensiun yang nyaman dan tidak menjadi beban bagi keluarga, maka Anda harus bisa untuk membayar diri Anda terlebih dahulu. Maksudnya, sebelum membayar berbagai tagihan dan cicilan hutang, usahakan untuk menyisihkan sekian % dari gaji untuk membayar biaya hidup Anda sendiri di masa mendatang. Berapa %, itu adalah pilihan Anda!

Berapa banyak jam yang seharusnya Anda berikan untuk diri sendiri tergantung dari seberapa kuat keinginan Anda untuk mewujudkan mimpi indah pensiun Anda.

Saya pribadi, membayangkan masa pensiun dengan melakukan hal-hal yang saya sukai, missal; travelling ke negara lain, menulis artikel, mengajar, ngopi dengan teman dan santai di rumah. Saya tidak ingin saat saya tua menjadi beban bagi anak-anak saya, saya ingin menjadi nenek yang tetap senang-senang bersama anak dan cucu, bisa terus berzakat dan berkurban setiap tahun, dan hidup dengan nyaman.   

Pada umumnya, seseorang menyisihkan 20% dari penghasilannya untuk Dana Pensiun. Ingat ya, penghasilan keseluruhan. Jadi harus jujur, berapa gaji dan tunjangan tiap bulan! ;-)

Karena tiap tahun, gaji kita naik, maka jumlah uang untuk diinvestasikan pun sebaiknya tiap tahun juga naik seiring pertambahan gaji kita.

Sebaiknya, Dana Pensiun diinvestasikan pada produk keuangan dengan potensi tingkat imbal hasil setidaknya 15% per tahun.

Jika kalian bertipe seperti saya, yang tidak bisa saving money, maka sebaiknya buat instruksi debit otomatis yang langsung memotong penghasilan Anda ke rekening Dana Pensiun pada tanggal yang sama dengan tanggal Anda menerima gaji.

Paksalah diri untuk menyisihkan penghasilan ke rekening Dana Pensiun. Jadi, sebelum membayar berbagai tagihan dan cicilan hutang, sebelum Anda menghabiskan seluruh gaji Anda, rekening Anda akan terlebih dahulu terpotong untuk Dana Pensiun Anda.

Anda boleh saja menghabiskan seluruh penghasilan Anda tiap bulan. Tapi pikirkanlah ini, “Tidakkah lebih menyenangkan jika di hari tua nanti kita hanya perlu mengisi waktu dengan pekerjaan yang kita cintai, tanpa perlu memikirkan bagaimana membayar tagihan bulan depan?”

Happy Investing!

0 komentar:

Post a Comment

berkomentarlah ;-)

 
© Copyright 2013 pacarkecilku