Foto di ambil disini |
Pernahkah kalian berpikir bahwa
meski sudah bekerja keras, uang kalian tiap bulan tetap habis dan tak
sedikitpun tersisa di tabungan? Kalau jawaban kalian “iya”, maka kalian
mengalami nasib yang sama dengan saya! ;-)
Saya termasuk dalam jenis manusia
yang tidak bisa menabung. Berapapun uang yang bisa saya habiskan dalam bulan
tertentu, ya saya habiskan juga di bulan tersebut.
Setahun setelah saya menjadi
pegawai kantoran, saya mulai berpikir “uang saya itu kemana saja ya, kok
seperti angin, tak satupun yang bisa tergenggam”. Padahal, teman-teman seumuran
saya sudah mulai bisa mencicil mobil atau sekedar kontrak rumah. Tapi hidup
saya, kok ga ada perubahan ya? ;-(
Hingga suatu hari, saya berpikir,
bahwa saya harus melakukan perubahan dalam hidup saya. Saya mulai belajar
tentang Dunia Investasi.
Waktu itu, saya sudah berpikir
membeli reksadana, hanya saja, karena pengetahuan yang kurang, saya tidak
berani mencoba. Pilihan saya waktu itu jatuh pada Dana Pensiun. Meski pengetahuan
saya kurang, satu-satunya kelebihan saya adalah saya berani mencoba! ;-)
Tentu, dulu saya ditertawakan
oleh banyak orang, karena sudah disediakan Dana Pensiun di kantor, tapi kok
tetap pingin punya Dana Pensiun pribadi.
Saya memulai Dana Pensiun dengan
pembukaan awal Rp 100 ribu pada Reksadana Pendapatan Tetap. Setelah itu, dari
rekening saya tiap bulan dipotong Rp 100 ribu. Pada tahun kedua, saya menambah lagi
membuka Dana Pensiun pada Reksadana Pasar Uang sebesar Rp 200 ribu. Itu saya
lakukan, karena menurut beberapa buku financial yang saya baca, setoran Dana
Pensiun itu tiap bulan minimal 10% dari penghasilan kita.
Setelah belajar tentang
Reksadana, ternyata saya baru tahu bahwa return dari Reksadana Pasar Uang hanya
6% dan Reksadana Pendapatan Tetap sekitar 10%.
Sekitar bulan puasa yang lalu,
saya mendapat laporan keuangan bahwa Dana Pensiun sudah mencapai angka Rp 17
juta per Maret 2014, tepat pada tahun ketiga umur Dana Pensiun. Lumayan kan,
dapat Rp 17 juta hasil iseng-iseng menabung Rp 100 ribu tiap bulan, 3 tahun
yang lalu!
Bayangkan jika 3 tahun yang lalu,
uang ini saya investasikan pada reksadana saham dengan nilai return 20%, uang
saya pasti akan berlipat-lipat hasilnya ;-)
Pay Yourself First.
Ketika dihadapkan dengan kata
investasi, yang terbayang di benak kita kebanyakan adalah resikonya yang
tinggi, membutuhkan modal besar, perlu pengetahuan dan pengalaman khusus.
Kebanyakan dari kita malah harus menunggu dana terkumpul cukup besar baru bisa
melakukan investasi.
Apakah Anda termasuk yang menunggu
THR, bonus tahunan, gaji ke13 untuk berinvestasi? Jika iya, maka Anda termasuk
dalam jenis manusia yang tak kunjung melakukan investasi untuk menyelamatkan
masa depan. Padahal investasi tidak harus memiliki modal besar dan menguasai
teori-teori keuangan yang rumit.
Sebagian besar kita mengira
investasi haruslah dalam jumlah yang cukup besar dan berasal dari dana sisa
pengeluaran. Bagaimana jika pendapat itu dibalik?
Investasi dapat dilakukan bulanan
secara rutin dan teratur. Jumlah yang kecil untuk memenuhi tujuan investasi
juga merupakan cara yang cukup ampuh. Investasi bulanan harus dialokasikan
terlebih dahulu sebelum dana itu dipakai untuk konsumsi (pay yourself first).
Untuk bisa meraih masa pensiun
yang nyaman dan tidak menjadi beban bagi keluarga, maka Anda harus bisa untuk
membayar diri Anda terlebih dahulu. Maksudnya, sebelum membayar berbagai
tagihan dan cicilan hutang, usahakan untuk menyisihkan sekian % dari gaji untuk
membayar biaya hidup Anda sendiri di masa mendatang. Berapa %, itu adalah
pilihan Anda!
Berapa banyak jam yang seharusnya Anda berikan untuk diri sendiri tergantung dari seberapa kuat keinginan Anda untuk mewujudkan mimpi indah pensiun Anda.
Saya pribadi, membayangkan masa
pensiun dengan melakukan hal-hal yang saya sukai, missal; travelling ke negara
lain, menulis artikel, mengajar, ngopi dengan teman dan santai di rumah. Saya
tidak ingin saat saya tua menjadi beban bagi anak-anak saya, saya ingin menjadi
nenek yang tetap senang-senang bersama anak dan cucu, bisa terus berzakat dan
berkurban setiap tahun, dan hidup dengan nyaman.
Pada umumnya, seseorang
menyisihkan 20% dari penghasilannya untuk Dana Pensiun. Ingat ya, penghasilan
keseluruhan. Jadi harus jujur, berapa gaji dan tunjangan tiap bulan! ;-)
Karena tiap tahun, gaji kita
naik, maka jumlah uang untuk diinvestasikan pun sebaiknya tiap tahun juga naik
seiring pertambahan gaji kita.
Sebaiknya, Dana Pensiun
diinvestasikan pada produk keuangan dengan potensi tingkat imbal hasil
setidaknya 15% per tahun.
Jika kalian bertipe seperti saya,
yang tidak bisa saving money, maka sebaiknya buat instruksi debit otomatis yang
langsung memotong penghasilan Anda ke rekening Dana Pensiun pada tanggal yang
sama dengan tanggal Anda menerima gaji.
Paksalah diri untuk menyisihkan
penghasilan ke rekening Dana Pensiun. Jadi, sebelum membayar berbagai tagihan
dan cicilan hutang, sebelum Anda menghabiskan seluruh gaji Anda, rekening Anda
akan terlebih dahulu terpotong untuk Dana Pensiun Anda.
Anda boleh saja menghabiskan
seluruh penghasilan Anda tiap bulan. Tapi pikirkanlah ini, “Tidakkah lebih
menyenangkan jika di hari tua nanti kita hanya perlu mengisi waktu dengan
pekerjaan yang kita cintai, tanpa perlu memikirkan bagaimana membayar tagihan
bulan depan?”
Happy Investing!
0 komentar:
Post a Comment
berkomentarlah ;-)