Foto di ambil disini. |
Beberapa tahun yang lalu, saat
saya baru beberapa bulan bekerja, saya berpikir tentang pensiun dini, atau
setidaknya saya berpikir bahwa saya akan berhenti bekerja setelah menikah. Sejak
timbul keinginan itu, saya pun mulai mencari tahu peraturan terkait pensiun
dini. Setelah saya pelajari, saya baru tahu, di tempat saya bekerja, seseorang bisa
mengajukan pensiun dini jika sudah mengabdi minimal 25 tahun, setelah itu hak
uang pensiun barulah bisa “cair”. (Pada saat saya menulis ini, saya mendapat
informasi tambahan, di tempat Chandra bekerja, uang pensiun akan cair jika
sudah mengabdi 33 tahun).
Waktu itu saya membayangkan,
“duh, ternyata untuk mengambil uang pensiun kok begitu lama dan sulit ya?”.
Semenjak itu saya membaca banyak buku pengetahuan terkait Dana Pensiun.
Ada beberapa hal yang saya
pelajari dan akan saya bagikan pada kalian.
Pada dasarnya Dana Pensiun adalah
tabungan di hari tua. Apakah penting punya Dana Pensiun? Coba pikirkan ini. Bagi karyawan, umumnya pensiun di usia 55-60
tahun. Berdasarkan pengalaman beberapa teman kerja saya, uang pensiun akan
habis rata-rata dalam jangka waktu 4-5 tahun, berapapun jumlahnya.
Lantas apa yang dilakukan? Pada umumnya,
karyawan yang telah pensiun tersebut akan mencari pekerjaan baru atau beralih
mencoba bisnis baru dengan alasan:
menyambung hidup. Tapi pikirkanlah, jika Anda membangun bisnis baru di usia 55
tahun, tidakkah itu sudah sangat terlambat?
Saya pribadi, membayangkan masa
pensiun dengan melakukan hal-hal yang saya sukai, misal; travelling ke negara
lain, menulis artikel, mengajar, ngopi dengan teman dan santai di rumah. Saya
tidak ingin saat saya tua menjadi beban bagi anak-anak saya, saya ingin menjadi
nenek yang tetap senang-senang bersama anak dan cucu, bisa terus berzakat dan
berkurban setiap tahun, dan hidup dengan nyaman.
Tidakkah lebih menyenangkan jika
di hari tua nanti kita hanya perlu mengisi waktu dengan pekerjaan yang kita
cintai, tanpa perlu memikirkan bagaimana membayar tagihan bulan depan?
Menabung untuk Pensiun.
Waktu bercerita kegelisahan saya
tentang hari tua, beberapa teman menyarankan untuk menabung. Nah, sekarang mari
menghitung. Misalkan selama 15 tahun dari sekarang, saya rajin menabung Rp 1
juta di tabungan dengan target imbal hasil 5% per tahun, maka akan terbentuk saldo
dana pensiun sebesar Rp 644 juta. Lumayan ya?
Tetapi dengan asumsi inflasi 10%
per tahun, maka uang pensiun yang dapat saya tarik setiap bulan (hasil
investasi & saldo pokok), untuk jangka 15 tahun semenjak pensiun hanyalah
sebesar Rp 250 ribu nilai masa kini. Ini dengan asumsi, tabungan memiliki
rata-rata return 4% per tahun. Padahal dalam kenyataannya, saat ini hanya
return deposito yang mencapai 4% per tahun, sedangkan tabungan nilai returnnya
di bawah return deposito.
Nah, bayangkan saja, kalau biaya
hidup saya saat ini diatas Rp 2 juta, lalu bagaimana jika saya disuruh hidup
dengan uang Rp 250 ribu per bulan. Sudah susah payah menyisihkan penghasilan,
tapi tidak ada artinya di masa mendatang. Sia-sia donk ya.
Jadi kesimpulannya, Menabung
untuk Pensiun? Pasti tidak Cukup!
Investasi untuk Hari Tua.
Investasi untuk hari tua yang
saya maksud bukanlah memiliki anak, kemudian saat Anda tua, hidup Anda
bergantung pada “kemurahan” hati anak-anak Anda. Saya yakin, bagi siapa saja
yang pernah bekerja dan memiliki penghasilan sendiri, pastilah sangat sulit
jika disuruh hidup sebagai “parasit”. Rasa ego Anda pasti membuat Anda selalu
ingin memberi pada anak dan cucu, bukan diberi.
Investasi yang saya maksud adalah
bagaimana jika dana yang Anda persiapkan untuk hari tua, bukan ditabung, tapi
diinvestasikan pada produk keuangan seperti saham atau reksadana saham dengan
target hasil 25% per tahun. Misalkan, selama 15 tahun dari sekarang, Anda rajin
menabung Rp 1 juta di tabungan dengan target imbal hasil 25% per tahun, maka saldo
dana pensiun Anda secara matematis akan menjadi Rp 19 M. Dari saldo ini, setiap
bulan Anda dapat menarik uang pensiun sebesar Rp 7,5 juta nilai masa kini.
Saya tahu sekali, bahwa sebagian
besar dari kita merasa bahwa masa pensiun adalah masa-masa yang sangat jauh
dari bayangan. Rumah saja belum punya, kredit kendaraan belum lunas, kok mau
memikirkan uang pensiun. Pensiun itu bukan artinya tidak melakukan apa-apa. Tapi,
satu hal yang pasti adalah tidak ada satupun dari kita yang rela untuk
terus-terusan bekerja demi memperoleh uang untuk menyambung hidup. Jika kita
mau mandiri secara financial, ya kita harus memulainya dari sekarang.
Jadi bagaimana, Anda mau
menikmati pensiun yang berkualitas karena telah dipersiapkan atau pensiun
dengan terjerat kesulitan finansial?
Happy Investing!
0 komentar:
Post a Comment
berkomentarlah ;-)