Monday, April 28, 2014

Arisan Kelas Menengah Bawah



         "Arisan". Foto diambil di Sleman DIY Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu, saya membaca hasil survei terkait pilihan investasi masyarakat Indonesia. Pilihan investasi bervariasi, tergantung dari dana dan berkutat pada instrumen beresiko rendah.

Mayoritas responden dari kelas ekonomi bawah dan responden kelas menengah bawah, lebih memilih arisan sebagai alat investasi. Arisan yang konsepnya hampir sama dengan menabung dianggap sebagai alat memutar uang dengan resiko minim.

Lain halnya dengan rumah tangga yang kantongnya lebih tebal. Kelompok menengah atas dan kelas atas lebih memilih berinvestasi di bidang properti dengan membeli rumah, apartemen, ruko, ataupun tanah.

Menanam uang di sektor properti, kecil kemungkinan merugi karena sifat harga tanah atau properti lainnya yang selalu meningkat. Rumah, apartemen, ataupun ruko yang telah dibelipun bisa disewakan. Pilihan investasi ini jelas membutuhkan modal lebih banyak daripada arisan.

Sebagai catatan, dari semua pilihan investasi, emas yang dinilai resikonya tidak terlalu tinggi ternyata tidak terlalu diminati. Logam mulia kurang diminati kelas bawah bisa jadi karena membutuhkan ruang penyimpanan yang aman, salah satunya dengan menyewa kotak penyimpanan yang harganya tidak murah.

Emas mungkin tidak menjadi favorit di kalangan berduit karena daya tarik pasar saham yang saat ini lebih dinamis dan lebih mudah dicairkan.

Buat saya, hasil survei ini menjadi menarik karena arisan ternyata jauh lebih diminati oleh mayoritas responden dari kelas ekonomi bawah dan responden kelas menengah bawah, daripada kelas menengah atas dan kelas atas. Sayangnya, pihak yang melakukan survei tidak memberikan detail, arisan produk apakah yang paling diminati. 

Arisan, pada dasarnya adalah suatu kegiatan mengumpulkan dana dengan tujuan mendapatkan produk tertentu yang dianggap cukup mahal, dengan dana terjangkau, yang disetor dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan. Karena produk utama arisan dianggap bernilai tinggi, itu sebabnya arisan membutuhkan sekelompok orang, dengan tujuan membagi beban bersama.

Ada beberapa arisan yang saya kenal, seperti arisan motor, arisan mobil, bahkan arisan berlian. Produk arisan mencerminkan strata ekonomi dari peserta arisan, semakin mahal produk arisan, semakin sedikit anggota arisan, maka bisa diperhitungkan semakin tinggi uang arisan yang mesti ditanggung oleh anggota arisan.

Arisan, pada umumnya lebih diminati perempuan karena arisan lebih merujuk ke acara “fun” daripada investasi. Barangkali, perempuan kelas ekonomi bawah dan kelas menengah bawah masuk dalam kategori ini; suka bersosialisasi, suka having fun, suka kuliner, tapi tidak punya uang buat investasi, makanya menggunakan arisan sebagai “kelas bermain”.

Siapa sajakah tipe investor kelas ekonomi bawah dan kelas menengah bawah? Bisa saja ini tentang saya, bisa juga tentang kalian. Siapapun itu, saya bilang, tidak mengapalah disebut Arisan Kelas Menengah Bawah, daripada disebut Golongan Menengah Ngehe ;-)

Tabik!
@pacarkecilku

0 komentar:

Post a Comment

berkomentarlah ;-)

 
© Copyright 2013 pacarkecilku